Selasa, 23 Oktober 2012

Cerpen : Pernikahan Lala

buat kamu-kamu yang lagi BT , moga dengan baca "Pernikahan LALA"jadi enggak BT yah ....

yuk mari dibaca



“Pokoknya loe harus dateng titik.” Ujar Lala kepada ku.

Yah … setelah bergonta-ganti pacar, akhirnya sahabat dekatku lala menikah juga. Entah karena mujur atau apa, lala mendapatkan calon suami seorang wakil rakyat yang berkantor di istora senayan, tetapi entah kenapa, aku kurang suka dengan calon suami lala, dia begitu royal memberikan apapun yang lala mau, mulai dari BB, apartemen mewah, sampai mobil yang harganya milyaran diberikan untuk lala seorang, huh … kontras sekali dengan rakyat Indonesia yang mau makan pake tempe saja susahnya minta ampun.

“Din, elo enggak denger omongan gue ya ?”

“eh… maaf la, emang kamu ngomong apa ?”

“duhw … cin, gue tadi bilang, kalau gue minta loe untuk nyebar undangan ke teman kampus dan teman sma kita.”

“loh ko aku ?”

“ya ialah loe, siapa lagi yang sekelas sama gue dari sma sampai kuliah ? just you.”

“tapi la, ada baiknya undangan pernikahan itu dianter oleh calon pengantin, bair lebih afdhol gitu.”

“what’s ? gue nganter-nganter undangan ke teman sma kita ? haloooo … loe tau kan tempat teman kita itu enggak ada yang layak, lewatin jalan-jalan yang dikanan-kirinya got yang warnanya luar biasa hitam, belum lagi nanti gue harus pasang muka senyum didepan mereka hufft … ogah deh gue.”

“la … biar begitu juga mereka teman kita, lagian aku merasa tersinggung sama kamu, aku kan juga tinggal di tempat seperti la.”

“sory ya cin … gue tuh enggak nyinggung loe, cuman gue mau nunjukin sama teman-teman loe itu bahwa gue sekarang udah hidup mapan, gue yakin mereka akan kaget terima undangan pernikahan gue.” Lala tersenyum sinis.



Aku jadi ingat sewaktu sma dan kuliah dulu, ketika aku pertama kali bertemu lala. Dia adalah teman ku satu-satunya yang tinggal disebuah panti asuhan didekat sekolah.  Semua teman mengejek nya anak haram, hanya aku satu-satunya teman yang tidak mengejek dan menemani kemanapun dia pergi. Otak lala biasa-biasa saja, tetapi entah kenapa dari dulu hingga sekarang lala tidak pernah berubah, sombong, dia tidak pernah sedkitpun menghiraukan ejekan teman-temannya, karena panti asuhan tempat dia tinggal memenuhi segala kebutuhannya. Tidak jarang lala membeli tas atau sepatu bermerek.



Setelah lulus aku dan lala memsuki kampus dan jurusan yang sama, Jurnalistik. Dikampus lala semakin menjadi-jadi, dia selalu berdandan seksi.

“ia, biar cowok-cowok kaya naksir sama aku.” Saat kutanyakan alasan dia memakai pakaian seperti itu.

“kamu sendiri ngapain din pakai-pakaian kuno kayak gitu ?” lala memandang aku dari ujung kaki sampai ujung kepala.

“la … ini bukan kuno, tetapi memang sesuai dengan ajaran islam.” Aku memang berniat memakai jilbab setelah memasuki kuliah. Tidak seperti waktu sekolah setelah pulang, aku akan menggulung jilbabku lalu menyimpannya di tas.



Usaha lala sepertinya berhasil, tidak kurang dari satu minggu dia akan bergonta-ganti pacarnya, seingatku paling lama sebulan. Setelah lulus kuliah lala bekerja di sebuah perusahaan property milik kekasihnya, walaupun sudah memasuki umur 40an, lala enjoy saja.

“la,mungkin kalau ayahmu masih hidup umurnya seperti pak edi.”ujarku suatu ketika.

“haduwh … loe enggak usah nyinggung-nyinggung deh, mau dia seumuran bapak gue, kakek gue yang penting gue suka sama dia titik.”

Tetapi belum genap enam bulan lala putus dengan pak edi.

“sialan din … gue didamprat abis-abisan sama nenek sihir itu.”

“ya udah kamu jangan ulangin kesalahan itu lagi ya la, aku juga sebagai wanita akan mempertahankan keluarga ku.”

“kok elo jadi nyalahin gue si din ? emang si edi nya aja tuh boong ama gue, dia bilang duda ditinggal mati 5 tahun yang lalu, yah gue percaya-percaya aja.” Ujar lala sewot.

Aku hanya tersenyum, ada ya orang seperti pak edi, yang mengaku isterinya meninggal 5 tahun yang lalu. Padahal kemarin dia datang ke apartemen lala, tanpa kekurangan sesuatu apapun. Belum satu bulan putus dari pak edi, lala sudah mengenalkan aku dengan pacar barunya.

“mas … kenalin ini teman baik aku namanya Dini.”

“Din … ini pacar gue, namanya mas Hakim, dia ini anggota dewan loh.” Ujar lala bangga.

Aku tak menyangka hingga saat ini, lala masih bertahan dengan mas hakim, malah sampai ke jenjang pernikahan.

“la … kamu serius sama mas hakim ?”

“ya ampun din … kamu ini gimana si, aku udah nyebar 1500 undangan, kamu masih tanya aku serius atau enggak ?”

“la … aku cuma tanya keseriusan kamu untuk menikah dengan mas hakim, lagian sekarang kan banyak anggota dewan yang dipanggil ke KPK.” Ujar ku mengingatkan.

“jadi loe nuduh mas hakim itu tersangkut korupsi gitu ?”

“aku enggak nuduh la, cuma kamu harus waspada .”

“bilang aja loe iri sama gue, iya kan ?”

“astaghfirullah la, aku kan sahabat kamu, masa kamu berpikir seperti itu ?”

“ya ialah siapa si yang enggak suka sama mas hakim ? ganteng, tajir, anggota dewan pula.”

“la … aku enggak sepicik yang kamu pikir.”

“mana gue tau,kan banyak orang yang berjilbab kaya elo Cuma mau nutupin aib.” Matanya melotot dan  menunjuk jilbab ku.

“la … kamu kok tega si ngomong seperti itu sama aku ?”

“kenapa enggak, lagian gue liat dari sma sampai sekarang, loebelum pernah pacaran atau jangan-jangan loe …” mata lala penuh berputar-putar.

“jangan-jangan apa la ?”

“loe mau denger ?”

Aku mengangguk.

“jangan-jangan kamu L e s b i.”

Kata-kata itu begitu menusuk hatiku, tidak ku sangka lala sahabatku berkata seperti itu. Setelah hampir 8 tahun kami berteman, lala menuduh aku yang bukan-bukan. Aku tidak bisa berlama-lama disini.

“din … loe mau kemana ? din … ? gue cuma ….”

Aku tidak mendengar lanjutan kata-kata lala, aku terus turun dari apartemen lala yang begitu mewah. Aku memang tidak pantas disini. Linangan air mata terus menghujani pipiku. Bersambung ….


Cerpen : Arti Selembar Lima Puluh Ribu Buat Iza

By Izha Aulia in KOSMIT (KOmunitas Sastra Malam IndraprasTa)
Emm .. cerita ini beneran F I K T I F ... jadi jangan ditanya ya, siapa iza, refa, bu jannah apalagi rangga ha ha ha ...

C E K I D O T teman-teman


“cari pinjemin kemana lagi neh ?”
Hari ini iza sedang bingung, karena sampai tanggal 08 juni kemarin gajinya belum keluar di TK Al Falah, dia ingat kemarin siang Bu Fifi bilang.
“za … maaf ya uang gaji kamu mungkin baru keluar minggu depan, soalnya anak-anak belum bayaran.”
Iza hanya bisa menelan ludah, padahal tadi pagi sebelum mengajar dia pinjem uang sama refa teman kost-annya.
“tenang fa, ntar abis pulang ngajar, aku ganti deh uang kamu.”
“bener yah, inget sama yang ini utang kamu jadi tujuh puluh ribu sama aku.”
“iya inget non, pokoknya pulang ngajar nanti orang pertama yang aku temuin adalah kamu okey ?”
Refa hanya mengedipkan matanya, maklum sama-sama anak kost jadi kalau pinjem uang resikonya harus cepat-cepat diganti. Akhirnya dengan senyum yang getir setelah pulang ngajar iza minta maaf sama refa. Iza tau walaupun refa bilang tidak apa-apa tapi iza menangkap kekecewaan dimata refa “maafin aku ya fa.” Ujar iza dalam hati.
Hari ini iza bertambah pusing, gajiannya belum keluar, tanda bensin di motornya sudah memerah, dan yang lebih gawatnya lagi nanti malam dia mesti ngampus soalnya malam ini ada matakuliah “Sosiologi sastra”. Kalau boleh memilih dia mau tidak masuk, tetapi rasanya tidak mungkin karena 2 kali pertemuan berturut-turut iza selalu absen mata kuliah itu, kalau malm ini dia tidak juga kuliah mungkin bisa-bisa dia mengulang tahun depan oh .. tidakkkk … teriak iza dalam hati.
Hari sudah menanjak senja, cacing di perut iza meronta-ronta minta makanan, tadi pagi iza hanya membeli bubur ayam Rp. 3000 dan dari siang sampai sore ini dia belum mengisi perutnya walau dengan sesuap nasipun.
“za ngelamun aja, ikut ibu ke pasar yuk, besok pagi ibu mau ada acara dirumah jadi mesti siap-siap dari sekarang.”
Lama iza berpikir … sekarang sudah jam setengah empat, kalau dia ke pasar sampai abis magrib berarti dia tidak bisa mengikuti matakuliah “Sosiologi Sastra” meskipun dia tidak tau nanti malam kuliah atau tidak, kalau pun nanti datang terlambat percuma saja, karena untuk urusan disiplin pak Mirza sangat ketat, jadi mahasiswa yang telat 0, sekian detik pun tidak akan diabsen.
“tapi … nanti malam iza kuliah bu.”
“enggak sebentar aja kok, ibu cuma mau beli ayam 5 ekor sama kue-kue, takutnya nanti malam ada keluarga yang datang, ibu belum masak apa-apa.”
Iza tidak enak menolak permintaan Bu Jannah, karena Bu Jannah selalu baik kepada iza dan kawan-kawan, tidak jarang bu jannah membawakan nasi lengkap dengan lauk-pauknya ke kostan iza. Rumah bu jannah persis disamping kostan liza.
“okeh deh bu, kita jalan sekarang ya, biar pulangnya lebih cepet.”
Di pasar bu jannah sibuk memilih ayam-ayam segar,  bu jannah selalu menawar setengah dari harga tersebut.
“ayamnya seekor berapa bang ?”
“ tiga puluh dua ribu bu.”
“ dua puluh lima ribu yah ?”
“wah … enggak dapet bu, kalau ibu beli semuanya saya juga engga akan kasih harga segitu.” Jawab tukang penjual ayam itu sinis. AkhirnyaBu Jannah membeli ayam dengan harga dua puluh delapan ribu per ekor di tempat lain, bu jannah juga membeli aneka kue basah seperti risol, pastel, donat, dan lain-lain. Iza membantu Bu Jannah membawa beberapa ekor ayam dan tiga bungkus kue basah. Kami sampai condet tepat jam 18.00.
“Makasih ya za, maaf neh ngerepotin soalnya anak-anak ibu lagi pada kerja.”
“iya bu jannah enggak apa-apa kok, seneng bisa bantu ibu belanja, jadinyakan za tau teknik tawar-menawar he he he.”
“ya udah ibu masuk dulu ya.”
“iya bu.”
Allahu Akbar … Allahu Akbar …
Adzan magrib berkumandang, walau capek dan lelah iza mesti menjalankan kewajibannya yang satu ini. Setelah menunaikan shalat magrib iza bimbang, dia ingin kuliah tapi bensinnya menipis kalau pun dipaksakan bisa-bisa dia ngedorong sampai kampus, mau pinjem uang sama refa orangnnya enggak ada, lagi pula utang yang kemarin saja belum dibayar, mau pinjem ke teman-teman yang lainnya juga tidak mungkin karena hanya iza satu-satunya yang tidak ada kegian hari ini. Tiba-tiba saja embun mengalir dari mata liza “Ya Allah … bagaimana ini ?” ucapnya dalam hati.  Lamat-lamat terdengar suara salam dari bawah, maklum kostan liza ditingkat atas, sedangkan ibu kost dan keluarganya tinggal di lantai bawah. Seperti suara Desi anak Bu Jannah, iza pun melongok kebawah.
“assalamua’laikum.” Benar itu desi, dia membawa sepiring kue emm … sepertinya itu kue yang tadi dibeli pikir liza.
“waa’laikumsalam,  kenapa des ?”
“ini kak iza ada titipan dari mama, desi naik katas ya.”
“naik aja des.” Sesampainya diatas desi memberikan sepiring kue basah itu kepada iza.
“oya kata mama makasih banyak, besok datang ya sama kak refa, kak Nadya pokoknya semua anak kostan disini deh ke ulang tahun desi, terus ini buat ka iza dari mama.” Desi menyerahkan selembar uang lima puluh ribu.
“ohw … jadi besok ulang tahun desi toh, iya-iya nanti ka iza sama teman-teman Insya Allah datang, wah .. enggak usah repot-repot des, kasih ke mama aja ya.”
“kata mama, kalau enggak diterima mama marah kak sama desi dan ulang tahun besok enggak jadi dirayain deh.”desi berkata sambil cemberut, maklum anak itu baru berumur tujuh tahun, jadi dia ingin sekali ulang tahunnya dirayakan, padahal kalaupun iza tidak menerima uang itu perayaan ulang tahun desi pasti akan dirayakan, akhirnya iza menerima uang itu … karena sebenarnya dia sangat membutuhkan uang itu. Untuk membayar cicilan hutangnya sama refa dan membeli bensin.
“terimakasih ya Allah.” Ujarnya dalam hati. Akhirnya setelah desi pergi, iza langsung bersiap-siap untuk kuliah. Waktunya tinggal 30 menit lagi, tak lupa ia mengisi bensinnya dengan full.
Sesampainya di kampus, iza langsung berlari menuju kelasnya dilantai dua. Alhamdulilah .. akhirnya sampai juga didepan pintu kelasnya.
“Assalamualaikum pak, saya boleh masuk kan”
“silahkan, kamu belum terlambat sekarang jam 18.59 lewat 59 detik, sedetik saja kamu telat kamu akan tahu resikonya.”
iza pun melangkah masuk dan siap menerima pelajaran dari pak mirza.

Senin, 22 Oktober 2012

Cerpen : (bukan) Mata Kuliah Favorit!


 
Malam ini ada matakuliah “sosiologi sastra” dikampus hmm … enggak sabar buat ketemu mata kuliah itu. Pasti kamu berpikir kalau aku ngefans berat sama dosennya yang ganteng kayak Brad Pitt ? Tom Cruise ? atau .. kamu berpikir kalau aku sangat menyukai mata kuliah itu ? yuppss … jawabannya kamu SALAH BESAR, yah .. kalau dipikir-pikir mana ada dosen yang ganteng kayak Brad Pitt dan Tom Cruise ? itu hanya ada di sinetron dan FTV aja dan pasti judulnya gini “Dosenku Ganteng Kayak Brad Pitt” atau “Di Kelas Gue Ada Tom Cruise” dan endingnya pun bakal ketebak cuy. Okeh … aku mau jujur sama kamu neh, tapi cukup sama kamu aja jangan sampai teman-teman kampus yang lain tau, sebenarnya setiap mata kuliah ini ada mahasiswa kelas terbang di kelasku, dia itu engga ganteng tapi cute abis, tingginya normal kayak laki-laki lain gitu, trus agak pendiem,  biasa kalo cowok atau cewek kelas pindahan pastinya pendiamnya minta ampun, orang-orang yang kayak gini harus dideketin takutnya dia cepirit dan enggak berani ngomong sama dosen upss engga separah itu kali ha ha ha. “zaaaaa …..” emak pake manggil lagi, enggak tau apa kalau aku lagi ngebayangin punya pacar.
“iya mi.” aku pun keluar dari kamarku.
“sejak kapan kamu manggil emak ganti jadi ummi ?” tanya emak dengan kerut dikeningnya.
“bukan ummi mak, tapi mimi biar keren kayak si aurel gitu.” Kataku sambil senyam-senyum.
“haduw … udah ah kamu ini makannya pake ikan asin aja manggilnya mimi.”
“ye … biarin apa mak sekali-kali gitu bikin hati za seneng, emak kenapa manggil za ?”
“tadi kakak kamu telpon emak, dia bilang netbooknya dan ketinggalan padahal nanti malam mau dipake buat presentasi.”
“terus hubungan sama za apa mak ?”
“ya … dia minta tolong kamu buat nganter netbooknya.”
“hah … nganter netbook riri ke puncak ? nanti malam kan za mesti kuliah mak.”ujarku shock.
“ya ampun sayang kalau bukan kamu siapa lagi ? emak lagi repot bikin kue pesanan orang, dan kalau netbook itu enggak dianter bisa-bisa riri dipecat dari kerjaannya za.” Ucap emak memelas.
Kalau udah ngomong pecat-pecatan aku jadi enggak enak sendiri, karena riri dan emak yang membiayai hidup keluarga, kuliah gue dan motor gue (maklum bapak dan emak udah lama banget bercerai) upss … enggak bisa neh kalau motor ditarik dealer gara-gara riri dipecat. Hirup nafas dalam-dalam lalu aku akan memutuskan hal paling berarti dalam hidup aku … L e b a y ….
“okeh mak, za siap laksanakan tugas ini mak tulisin aja alamatnya, za siap-siap dan panasin motor dulu”. Sekarang jam 10.00 berarti kemungkinan aku sampai disana kurang lebih jam 14.00 dan kemungkinan sampai kampus jam 18.30 atau 19.00 okeh tepat waktu za.
***
Perjalanan menuju puncak memang sangat melelahkan, enaknya touring neh bareng teman-teman. Setelah tanya sana-sini akhirnya Villa Mega Mendung tempat ka riri nginep ketemu juga.
“neh netbook loe.” Dengan tampang gusar aku serahkan sebuah tas hitam yang berisi komputer jinjing dengan merek papan atas.
“makasih ya adekku sayang, kamu emang adik yang paling baik hati sedunia.”
“ye … enggak usah kegeeran loe, sini gue minta 200 ribu buat bensin plus makan gue.”
“gede amat sih mintanya za, kan loe tau sekarang nanggung bulan, 100 aja ya ?”pinta riri
“he he he okeh non.” Tidak sampai 30 menit gue udah ngacir lagi dari tempat riri. Ini demi matakuliah sosilogi sastra upss … maksudnya cowok incaranku ha ha ha.
Jakarta – puncak – jakarta … sungguh hari yang melelahkan, tapi aku tetep semangat buat kuliah, soalnya ini adalah minggu terakhir dan aku masih belum tau nama cowok itu. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan posisiku sudah sampai disamping tol jagorawi atau persis disamping gedung antam.
Prittttttt ….
OMG … ada manusia berseragam coklat dengan kumisnya yang tebal kayak pak raden, lengkap dengan sepatu boot dan helm bertuliskan “polisi”
“selamat malam dek.”
“m m m aalam … pak.”
“bisa lihat kelengkapan surat-suratnya.” Aku mengeluarkan STNK dan KTPku, dan memberikannya kepada polisi itu.
“SIM-nya ?” aku tersenyum dengan senyuman yang paling manis, mungkin dengan ini si polisi akan mempersilakan aku untuk melanjutkan perjalanan. Oh …. Tidak … dia mengeluarkan senjatanya dengan berpura-pura menulis di lembar berwarna merah.
“yah .. pak jangan ditilang dong, saya kan mau kuliah pak, tuh didepan kampusnya.” Tetapi polisi itu sibuk melihat STNK dan menuliskan sesuatu di lembar bewarna merah itu.
Hufft … dengan berat hati aku mengeluarkan separuh uang yang kudapat dari riri.
“okeh pak, mungkin dengan ini saya tidak ditilang.” Ketika melihat lembar selembar uang kertasan berwarna biru itu, dalam hitungan detik saja pak polisi itu memberikan STNK dan KTP ku dan mempersilakan aku untuk melanjutkan perjalanan, tak lupa dia juga berkata.
“hati-hati di jalan ya dik.” Dengan senyumnya yang paling manis … hufft …
Aku melirik ke arlojiku, what jam 18.45 … okeh 5 menit lagi sampai di parkiran Grafika, Belok kiri … belok kiri … dan dengan sigap aku menerima kartu tanda parkir yang bertuliskan plat motorku. Aku memarkir beat-ku disebelah cowok berhelm yang sibuk dengan BBnya dan waktu menunjukkan pukul 18.50. aku langsung buru-buru menaiki tangga, belok kanan melewati satu kelas dan akhirnya aku sampai didepan kelas ku, ketika aku akan melangkah masuk tiba-tiba ada yang memegang bahuku dari belakang.
“maaf mba … ini kunci motornya tertinggal di parkiran tadi.”
“m … m … makasih ya.” Dengan gugup aku menerima kunci beatku, ya ampun ternyata cowok yang memberikan kunci motorku adalah cowok yang aku taksir selama ini.
“sama-sama, aku ngejar mbak dari parkiran motor enggak taunya kita sekelas, oh ya namaku rangga.” Jadi dia orang yang sibuk main BB disamping motorku tadi.
“aku liza.” Tepat jam 19.00 aku dan rangga memasuki kelas matakuliah “Sosiologi Sastra” yang diajarkan Pak Mirza Ghulam Ahmad … Thanks god walau kena tilang mungkin kabar baiknya aku jadi bisa kenal dengan rangga.


By : Izha Aulia

Cerpen : INI CERITAKU,APA CERITAMU???”

Pemirsa KOSMIT, kenalin gue Indah.Mahasiswa paling imut deh di kelas S4A.hehehe….Kamu tau ngga’ sie betapa sulitnya perjalanan gue menuju kampus tercinta ini.penuh dengan liku-liku deh pokoknya….Namun ,walau halangan,rintangan,membentang tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran.
            Udah deh ngga’ usah basa-basi,udah capek nulis nich...Kalau bukan karena pak Mirza,ogah deh gue suruh nulis beginian.oya,,,perjalanan gue menuju kampus tuh penuh pengorbanan tau…jarak dari rumah ke kampus yaaa kira-kira 5 km kali ya.pokoknya jauuuuuuuh banget,yaitu dari Pasar Minggu ke Poltangan,tapi bener ngga sie 5km,bensin ajja abiz  5 liter baru nyampe…hahaha kayaknya terlalu lebay dech gue…Singkat cerita aja,perjalanan ini ku ambil dari hari perhama gue masuk kuliah di semester 4. Kalian tau ga sie pemirsa KOSMIT,kalau satu-satunya alasan gue menyukai sosiologi sastra mungkin karena Dosennya kali yaa…tapi ngga juga ah,,,orang Dosennya juga biasa-biasa ajja wew. . .
Tentunya karena anak kelas sebelah kali yaa,,,tuh yang itu tuh….
Awal cerita,sore itu menunjukkan pukul 16.00.saatnya menutup aktivitas di pasar dan back to home.jalan menuju rumah dari pasar kira-kira 10 menit an lah ya…dan akhirnya tiba di rumah dan betapa kagetnya melihat kekasihku tidak terparkir di rumah. . .kemana dia ??? Sibuk ku mencari dengan hati kesal sambil ku bergumam “Dasar bapak Tiri edan,yang punya motor siapa yang makai siapa !!!nggak usah pulang ajja sekalian sampai besok pagi”huft. . .
            Pikiran pun menjadi kacau tanpa kekasih hatiku itu,lalu gimana aku ke kampus nanti ???masa harus naik angkot sieh . . .ya sudahlah akhirnya pasrah juga deh…waktu menunjukkan pukul 18.10,waktumya berangkat kekampus.dan sepertinya tuh malem ini gue emang sial banget,gue berangkat jalan kaki menuju jalan raya.sesampai di sana Oh My God HP gue ketinggalan…Angkotpun tiba didepan mata,dan dengan sangat terpaksa ku menaikinya, , ,dengan rasa mual,pusing menjadi satu,tapi demi Sosiologi sastra apa ajja deh gue lakuin.jangankan angkot,pesawat ajja gue naikin kok. . .asal harga tiketnya dibawah 10 ribu…ada ngga ya tiket pesawat 10 ribu??? lanjut cerita,sebenarnya sie bukan karena Sosiologi sastra kale’tapi karena gue ada janji dengan someone. . .
Dan angkot pun berhenti ngga jauh dari kampus gue.berarti saatnya gue turun,tapi lagi dan lagi Oh My God,Dompetku…Dompetku…Mana Dompetku???Ternyata dan ternyata tertinggal di rumah bersama HP. . .bingung ngga karuan lalu gimana aku harus membayarnya ??????????”Ya Allah tolong aku,kirimkan dewa dan dewi penyelamat untukku.jika yang menolongku,dia cowo’ akan ku jadikan dia pacar keduaku.kalau dia cwe,akan aku pacari pacarnya…”Waktu menunjukkan pukul 18.30,itu berarti jam pertama mata kuliah sudah dimulai sedangkan aku masih sibuk mencari dan mencari berharap ada 2000an yang masih tersisa dalam tas.gimana ini ???? bisa malu nanti kalau aku ngga bisa bayar angkot.malu dan malu yang kurasa,,,Namun,seseorang berhenti entah itu dewa penyelamatku atau dewi penyelamatku,ku tak menghiraukan karena aku terlalu sibuk dengan tasku.
“Neng,,,gimana???mau bayar nggak ???”kata sopir itu yang masih menungguiku” Hemmm..dengan gugup ku menjawab “Maaf  ya Pak,bukan maksud ku tak mau membayar ini angkot,masalahnya uang aku ketinggalan di rumah”.gimana ya pak enaknya???”
“yah si Eneng gimana sie,dapet penumpang satu ngga di bayar pula,mimpi apa aku semalem,ya sudah Neng kalau begitu,Lain kali kalau mau naik angkot di cek dulu uangnya”
Hadeeeh . . .gue di ceramahin. . .yaaa karena gue salah ya hanya kata maaf,maaf dan maaf yang keluar dari mulut,,,Alhamdulillah angkot itu pergi juga,akhirnya gue bebas,walau dengan rasa malu tiba juga deh di depan kampus…haduh kayaknya gue udah ketinggalan mata kuliah nya pak Mirza nich. . .
Hemmm. . . sesampai di parkiran,o. . o. . .kulihat seseorang.oh ternyata Pujaan hatiku. . .So sweet dia menungguku…”Hai yank,kok belum masuk kelas?”Sapaku…”kan lagi nungguin kamu”jawabnya…lalu berkata”oh iya,tadi kenapa kamu lama berdiri di depan dengan sopir angkot???kamu selingkuh ya sama sopir angkot???”hayowww…
ih kamu ngomong pa’an sie yank,ngaco kamu!!!tadi sopir angkotnya ngga punya kembalian sewaktu aku mau bayar”Terpaksa deh gue boonk. . .dan dia hanya tertawa maniz mendengar jawabku…Dan akhirnya ku menuju kelas S4A,dan bertemu dengan salah satu temen,dan berkata”loe tadi angkot di bayarin ya sama dia gara-gara dompet loe ketinggalan???tadi dia sendiri yang cerita”
Haaahhh!!!Astaga jadi dewa penyelamat gue tadi pacar gue sendiri???gumamku dalam hati.berarti dia tau kalau jawabku tadi bohong.pantes ajja dia senyam-senyum…dan sopir angkot tadi ceramahin aku ternyata atas permintaan pacarku dan cuma sandiwara belaka dan bodohnya diriku karena tak tau pacarku datang saat membayar angkot itu karena aku terlalu sibuk dengan tasku...Ya Allah betapa malunya aku…tapi ya sudahlah,semua udah terlanjur…yang ada di otak ku saat ini melupakan masalah angkot tadi dan masuk kelas mengikuti mataka kuliah dengan baik.
“ini ceritaku,Apa ceritamu???”

Rabu, 10 Oktober 2012

rasa

aku mulai tak perduli dengan yang ada d sekitar ku...
semua'a tak pernah sama dan tak ada satupun yang bisa ku mengerti..
datang dan pergi rasa d hati ini tp dalam pikiran hanya satu ..
kau tak pernah pergi walau rasa ini terus berganti dan berganti..
entah apa yang pernah ku lakukan hingga pekiran ini terus ada...
ketika sumua rasa hilang kau ada dalam pikiranku dan mulai masuk lagi k dalam hidup ku ini...