Senin, 22 Oktober 2012

Cerpen : (bukan) Mata Kuliah Favorit!


 
Malam ini ada matakuliah “sosiologi sastra” dikampus hmm … enggak sabar buat ketemu mata kuliah itu. Pasti kamu berpikir kalau aku ngefans berat sama dosennya yang ganteng kayak Brad Pitt ? Tom Cruise ? atau .. kamu berpikir kalau aku sangat menyukai mata kuliah itu ? yuppss … jawabannya kamu SALAH BESAR, yah .. kalau dipikir-pikir mana ada dosen yang ganteng kayak Brad Pitt dan Tom Cruise ? itu hanya ada di sinetron dan FTV aja dan pasti judulnya gini “Dosenku Ganteng Kayak Brad Pitt” atau “Di Kelas Gue Ada Tom Cruise” dan endingnya pun bakal ketebak cuy. Okeh … aku mau jujur sama kamu neh, tapi cukup sama kamu aja jangan sampai teman-teman kampus yang lain tau, sebenarnya setiap mata kuliah ini ada mahasiswa kelas terbang di kelasku, dia itu engga ganteng tapi cute abis, tingginya normal kayak laki-laki lain gitu, trus agak pendiem,  biasa kalo cowok atau cewek kelas pindahan pastinya pendiamnya minta ampun, orang-orang yang kayak gini harus dideketin takutnya dia cepirit dan enggak berani ngomong sama dosen upss engga separah itu kali ha ha ha. “zaaaaa …..” emak pake manggil lagi, enggak tau apa kalau aku lagi ngebayangin punya pacar.
“iya mi.” aku pun keluar dari kamarku.
“sejak kapan kamu manggil emak ganti jadi ummi ?” tanya emak dengan kerut dikeningnya.
“bukan ummi mak, tapi mimi biar keren kayak si aurel gitu.” Kataku sambil senyam-senyum.
“haduw … udah ah kamu ini makannya pake ikan asin aja manggilnya mimi.”
“ye … biarin apa mak sekali-kali gitu bikin hati za seneng, emak kenapa manggil za ?”
“tadi kakak kamu telpon emak, dia bilang netbooknya dan ketinggalan padahal nanti malam mau dipake buat presentasi.”
“terus hubungan sama za apa mak ?”
“ya … dia minta tolong kamu buat nganter netbooknya.”
“hah … nganter netbook riri ke puncak ? nanti malam kan za mesti kuliah mak.”ujarku shock.
“ya ampun sayang kalau bukan kamu siapa lagi ? emak lagi repot bikin kue pesanan orang, dan kalau netbook itu enggak dianter bisa-bisa riri dipecat dari kerjaannya za.” Ucap emak memelas.
Kalau udah ngomong pecat-pecatan aku jadi enggak enak sendiri, karena riri dan emak yang membiayai hidup keluarga, kuliah gue dan motor gue (maklum bapak dan emak udah lama banget bercerai) upss … enggak bisa neh kalau motor ditarik dealer gara-gara riri dipecat. Hirup nafas dalam-dalam lalu aku akan memutuskan hal paling berarti dalam hidup aku … L e b a y ….
“okeh mak, za siap laksanakan tugas ini mak tulisin aja alamatnya, za siap-siap dan panasin motor dulu”. Sekarang jam 10.00 berarti kemungkinan aku sampai disana kurang lebih jam 14.00 dan kemungkinan sampai kampus jam 18.30 atau 19.00 okeh tepat waktu za.
***
Perjalanan menuju puncak memang sangat melelahkan, enaknya touring neh bareng teman-teman. Setelah tanya sana-sini akhirnya Villa Mega Mendung tempat ka riri nginep ketemu juga.
“neh netbook loe.” Dengan tampang gusar aku serahkan sebuah tas hitam yang berisi komputer jinjing dengan merek papan atas.
“makasih ya adekku sayang, kamu emang adik yang paling baik hati sedunia.”
“ye … enggak usah kegeeran loe, sini gue minta 200 ribu buat bensin plus makan gue.”
“gede amat sih mintanya za, kan loe tau sekarang nanggung bulan, 100 aja ya ?”pinta riri
“he he he okeh non.” Tidak sampai 30 menit gue udah ngacir lagi dari tempat riri. Ini demi matakuliah sosilogi sastra upss … maksudnya cowok incaranku ha ha ha.
Jakarta – puncak – jakarta … sungguh hari yang melelahkan, tapi aku tetep semangat buat kuliah, soalnya ini adalah minggu terakhir dan aku masih belum tau nama cowok itu. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan posisiku sudah sampai disamping tol jagorawi atau persis disamping gedung antam.
Prittttttt ….
OMG … ada manusia berseragam coklat dengan kumisnya yang tebal kayak pak raden, lengkap dengan sepatu boot dan helm bertuliskan “polisi”
“selamat malam dek.”
“m m m aalam … pak.”
“bisa lihat kelengkapan surat-suratnya.” Aku mengeluarkan STNK dan KTPku, dan memberikannya kepada polisi itu.
“SIM-nya ?” aku tersenyum dengan senyuman yang paling manis, mungkin dengan ini si polisi akan mempersilakan aku untuk melanjutkan perjalanan. Oh …. Tidak … dia mengeluarkan senjatanya dengan berpura-pura menulis di lembar berwarna merah.
“yah .. pak jangan ditilang dong, saya kan mau kuliah pak, tuh didepan kampusnya.” Tetapi polisi itu sibuk melihat STNK dan menuliskan sesuatu di lembar bewarna merah itu.
Hufft … dengan berat hati aku mengeluarkan separuh uang yang kudapat dari riri.
“okeh pak, mungkin dengan ini saya tidak ditilang.” Ketika melihat lembar selembar uang kertasan berwarna biru itu, dalam hitungan detik saja pak polisi itu memberikan STNK dan KTP ku dan mempersilakan aku untuk melanjutkan perjalanan, tak lupa dia juga berkata.
“hati-hati di jalan ya dik.” Dengan senyumnya yang paling manis … hufft …
Aku melirik ke arlojiku, what jam 18.45 … okeh 5 menit lagi sampai di parkiran Grafika, Belok kiri … belok kiri … dan dengan sigap aku menerima kartu tanda parkir yang bertuliskan plat motorku. Aku memarkir beat-ku disebelah cowok berhelm yang sibuk dengan BBnya dan waktu menunjukkan pukul 18.50. aku langsung buru-buru menaiki tangga, belok kanan melewati satu kelas dan akhirnya aku sampai didepan kelas ku, ketika aku akan melangkah masuk tiba-tiba ada yang memegang bahuku dari belakang.
“maaf mba … ini kunci motornya tertinggal di parkiran tadi.”
“m … m … makasih ya.” Dengan gugup aku menerima kunci beatku, ya ampun ternyata cowok yang memberikan kunci motorku adalah cowok yang aku taksir selama ini.
“sama-sama, aku ngejar mbak dari parkiran motor enggak taunya kita sekelas, oh ya namaku rangga.” Jadi dia orang yang sibuk main BB disamping motorku tadi.
“aku liza.” Tepat jam 19.00 aku dan rangga memasuki kelas matakuliah “Sosiologi Sastra” yang diajarkan Pak Mirza Ghulam Ahmad … Thanks god walau kena tilang mungkin kabar baiknya aku jadi bisa kenal dengan rangga.


By : Izha Aulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar